My Writings. My Thoughts.
Tamparan yang mampu mendirikan tiang masjid
On » Senin, 08 Februari 2010 //
In »
Mistik
Masyarakat Ponorogo sangat menghormati keberadaan masjid Jami' Tegalsari. Mereka percaya bila masjid tersebut didirikan oleh kiai yang amat sakti, Ki Ageng Besari dan Kiai Kasan Besari. Kabarnya, tiang masjid yang terbuat dari kayu jati itu didirikan oleh Kiai Kasan Besari dengan menamparkan tangannya. Sampai kini rasa hormat masyarakat terhadap masjid ini masih terlihat dengan jelas.
Menurut penuturan warga Ponorogo, masjid keramat itu didirikan sekitar abad XVII oleh Ki Ageng Besari. Pada awalnya ukuran masjid itu masih relatif kecil. Bangunan masjid diperluas lagi oleh cucu Ki Ageng, yaitu Kiai Kasan Besari agar menampung jumlah jamaah yang lebih banyak. Kabranya, kiai inilah yang berhasil mengislamkan masyarakat Ponorogo sampai lereng Gunung Lawu.
Sepintas Masjid Jami' hampir mirip dengan Masjid Agung Demak. Letak pintu dan jendelanya nyaris sama. Bahkan atap masjid sama-sama terbuat dari kayu jati. Begitu pula dengan tiang masjid yang terbuat dari kayu jati tanpa paku. Perbedaan yang tampak adalah kubah masjid. Kubah Masjid Jami' terbuat dari gentong kecil, sedangkan kubah Masjid Agung lancip dan menjulang ke atas.
Pembangunan masjid ini diwarnai dengan cerita mistik dari Kiai Kasan Besari. Menurut Kiai Samsudin Mustofa, pengasuh pondok pesantren Ki Ageng Mohammad Besari Tegalsari, Ponorogo pembangunan masjid ini diwarnai dengan sedikit masalah. Konon, tiang yang terbuat dari kayu jati tidak dapat berdiri tegak. Dengan kesaktian yang dimiliki Kiai Kasan Besari, kayu itupun ditampar. Aneh, tiba-tiba kayu itu berdiri yang akhirnya menjadi tiang utama Masjid Jami'.
Rupanya masalah tak kunjung usai. Salah satu tiang masjid yang berada di pojok tidak dapat ditancapkan ke tiang yang lain. Pasalnya, tiang itu kurang tajam ujungnya. Lagi-lagi dengan kesaktian yang dimiliki, Kiai kasan Besari mengurut kayu itu hingga ujung tiang menjadi lancip. Alhasil, tiang itupun dapat ditancapkan lagi ke tiang utama tanpa memakai paku.
Begitu pembangunan Masjid Jami' selesai banyak para santri yang berdatangan ke masjid tersebut. Akhirnya, masjid tersebut menjadi pusat keagamaan masyarakat Islam di daerah Ponorogo. Apalagi masyarakat percaya bila di masjid ini pula, pada bulan Ramadhan, sering datang malam lailatul kadar, malam yang sangat ditunggu-tunggu oleh umat Islam
Menurut penuturan warga Ponorogo, masjid keramat itu didirikan sekitar abad XVII oleh Ki Ageng Besari. Pada awalnya ukuran masjid itu masih relatif kecil. Bangunan masjid diperluas lagi oleh cucu Ki Ageng, yaitu Kiai Kasan Besari agar menampung jumlah jamaah yang lebih banyak. Kabranya, kiai inilah yang berhasil mengislamkan masyarakat Ponorogo sampai lereng Gunung Lawu.
Sepintas Masjid Jami' hampir mirip dengan Masjid Agung Demak. Letak pintu dan jendelanya nyaris sama. Bahkan atap masjid sama-sama terbuat dari kayu jati. Begitu pula dengan tiang masjid yang terbuat dari kayu jati tanpa paku. Perbedaan yang tampak adalah kubah masjid. Kubah Masjid Jami' terbuat dari gentong kecil, sedangkan kubah Masjid Agung lancip dan menjulang ke atas.
Pembangunan masjid ini diwarnai dengan cerita mistik dari Kiai Kasan Besari. Menurut Kiai Samsudin Mustofa, pengasuh pondok pesantren Ki Ageng Mohammad Besari Tegalsari, Ponorogo pembangunan masjid ini diwarnai dengan sedikit masalah. Konon, tiang yang terbuat dari kayu jati tidak dapat berdiri tegak. Dengan kesaktian yang dimiliki Kiai Kasan Besari, kayu itupun ditampar. Aneh, tiba-tiba kayu itu berdiri yang akhirnya menjadi tiang utama Masjid Jami'.
Rupanya masalah tak kunjung usai. Salah satu tiang masjid yang berada di pojok tidak dapat ditancapkan ke tiang yang lain. Pasalnya, tiang itu kurang tajam ujungnya. Lagi-lagi dengan kesaktian yang dimiliki, Kiai kasan Besari mengurut kayu itu hingga ujung tiang menjadi lancip. Alhasil, tiang itupun dapat ditancapkan lagi ke tiang utama tanpa memakai paku.
Begitu pembangunan Masjid Jami' selesai banyak para santri yang berdatangan ke masjid tersebut. Akhirnya, masjid tersebut menjadi pusat keagamaan masyarakat Islam di daerah Ponorogo. Apalagi masyarakat percaya bila di masjid ini pula, pada bulan Ramadhan, sering datang malam lailatul kadar, malam yang sangat ditunggu-tunggu oleh umat Islam
My videos. Featured videos.
My photos. Now you know me.
My lifestream. Stay updated with me.
About Me
- Asykwae
- Selalu Kunjungi Asykwae... Blog Asyk Mencari Ilmu... http://Asykwae.blogspot.com http://Ndelokwae.blogspot.com http://newswae.blogspot.com
My Widget
Labels
- Biodata (3)
- Cerita Asykwae (4)
- Cerita Cinta (4)
- Download (4)
- Informasi umum (7)
- Islami (2)
- Kata Bijak (5)
- Kata Cinta (1)
- Kisah Dewasa (3)
- Mistik (9)
- Ngguyu (3)
- Pantun (3)
- Puisi (2)
- Sms Ngguyu (1)
- Soal-Soal Matematika (2)
Blog Archive
-
▼
2010
(45)
-
▼
Februari
(15)
-
▼
Feb 08
(11)
- Orang aneh dari dasar sungai Ciliwung
- Ditindih Hantu saat tidur
- Pocong perempuan di sekitar makam
- Orang aneh dari dasar sungai Ciliwung
- Jambe Pitu, tempat bertapa mantan presiden Soeharto
- Tamparan yang mampu mendirikan tiang masjid
- Ketika arwah ingin bertemu pujaan hati
- Tak mau dimadu, arwahnya gentayangan
- Sumur keramat di Kebun Raya
- Download Musik
- Download Musik
-
▼
Feb 08
(11)
-
▼
Februari
(15)
My favblog. Feeds from them.
My videos. Featured videos.
Label
- Biodata (3)
- Cerita Asykwae (4)
- Cerita Cinta (4)
- Download (4)
- Informasi umum (7)
- Islami (2)
- Kata Bijak (5)
- Kata Cinta (1)
- Kisah Dewasa (3)
- Mistik (9)
- Ngguyu (3)
- Pantun (3)
- Puisi (2)
- Sms Ngguyu (1)
- Soal-Soal Matematika (2)
No Response to "Tamparan yang mampu mendirikan tiang masjid"
Leave A Reply
Berikan komentar konco - konco yoooo...
ojok lali rek....